Penguat Diferensial - Pengertian, Prinsip Kerja dan Contoh Soal Penguat Diferensial
Penguat Diferensial
Penguat Diferensial merupakan salah satu jenis penguat dengan menggunakan kopel langsung. Gambar dibawah ini memperlihatkan salah satu bentuk ragkaian dasar dari sebuah penguat diferensial.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa penguat diferensial mempunyai dua buah input dan sebuah tegangan output di antara kedua kolektor transisitornya. Idealnya penguat diferensial ini mempunyai rangkaian secara simetris di mana setengah rangkaian identik dengan setengah rangkaian berikutnya. Oleh karena itu, dari gambar diatas tadi yang disebut simetris adalah :
RC1 = RC2
RS1 = RS2
v1 = v2Tipe transistor Q1 sama dengan transistor Q2
Bagaimana banyaknya arus emitor arus searah di dalam penguat diferensial tersebut ? Setelah dihubung pendek sumber arus bolak-balik seperti diperlihatkan pada gambar dibawah
Rangkaian Pengganti Arus Searah |
Kita dapat mengganti tahanan RE dengan dua buah tahanan yng dibuat terpisah sebesar tahanan 2 RE. Hal ini tidak dapat mengubah besarnya arus emitor arus searah pada masing-masing transistor karena kedua tahanan paralel akan sama dengan tahanan RE, seperti pada gambar diatas.
Jika kedua transistor itu identik maka arus tidak dapat mengalir pada kawat penghubung yang horizontal di antara kedua emitor transistor itu. Oleh karena itu, andaikata kawat penghubung horizontal di antara kedua penghubung tadi diputuskan, hal itu tidak mempengaruhi besarnya arus searah untuk arus emitor pada transistor-transistor diferensial itu.
Oleh sebab itu, dari gambar diatas (rangakaian pengganti arus searah) dapat digambarkan rangkaian alternatif arus searahnya seperti berikut.
Rangkaian Arus Alternatif Searah (DC) |
Sebab :
VEE = 2RE . IE + VBE + IB . RS
dan
IC = α IE
Karena α mendekati satu, maka dapat ditulis bahwa IC = IE sehingga rumus 2 dapat dijabarkan menjadi
VEE - VBE = 2IERE + RS (IC : βDC)
= 2IERE + RS (IE : βDC)
= IE (2RE + RS/βDC)
Jadi didapat :
Seperti rumus 1 di atas dimana VBE = 0,7 volt untuk transistor yang terbuat dari bahan silikon dan VBE = 0,3 volt untuk transistor yang terbuat dari bahan germanium. Harga IE (arus emitor untuk arus searah) dari persamaan rumus 1 di atas berlaku pada masing-masing transistor. Kerap kali VBE dan RS/βDC dalam perhitungan diabaikan sehingga rumus diatas menjadi
Cara lain untuk memberi gambaran tentang rangkaian emitor bias ini dapat dijelaskan sebagia berikut:
Sewaktu masing-masing emitor bias, tegangan arus searah dari masing-masing emitor ke ground mendekati nol. Oleh karena itu, hampir semua tegangan VEE jatuh pada RE. Sewaktu arus emitor arus searah kedua-duanya mengalir dan bersatu melalui RE, maka sekarang dapat diketahui bahwa:
RC = 10 kΩ
RS = 1 kΩ
RE = 10 kΩ
βDC = 100
VCC = VEE = 20 V
Hitunglah arus emitor searah pada masing-masing transistor
Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus berikut, maka arus mengalir melalui masing-masing transistor adalah sebesar :
Apabila kita gunakan rumus penguat diferensial sama dengan dengan dua buah transistor emitor bias (transistor terbuat dari silikon), maka arus emitor yang mengalir melalui transistor adalah sebesar:
Jadi, jelas bahwa arus emitor yang mengalir melalui masing-masing transistor mendekati 1 mA. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalah perhitungan nantinya cukup digunakan kelima saja.
RC = 10 kΩ
RS = 1 kΩ
VCC = VEE = 20 V
IC = α IE
Karena α mendekati satu, maka dapat ditulis bahwa IC = IE sehingga rumus 2 dapat dijabarkan menjadi
VEE - VBE = 2IERE + RS (IC : βDC)
= 2IERE + RS (IE : βDC)
= IE (2RE + RS/βDC)
Jadi didapat :
Seperti rumus 1 di atas dimana VBE = 0,7 volt untuk transistor yang terbuat dari bahan silikon dan VBE = 0,3 volt untuk transistor yang terbuat dari bahan germanium. Harga IE (arus emitor untuk arus searah) dari persamaan rumus 1 di atas berlaku pada masing-masing transistor. Kerap kali VBE dan RS/βDC dalam perhitungan diabaikan sehingga rumus diatas menjadi
Cara lain untuk memberi gambaran tentang rangkaian emitor bias ini dapat dijelaskan sebagia berikut:
Sewaktu masing-masing emitor bias, tegangan arus searah dari masing-masing emitor ke ground mendekati nol. Oleh karena itu, hampir semua tegangan VEE jatuh pada RE. Sewaktu arus emitor arus searah kedua-duanya mengalir dan bersatu melalui RE, maka sekarang dapat diketahui bahwa:
2IE = VEE / REatau
Contoh 1
Diketahui seperti gambar dibawah ini dimana :RC = 10 kΩ
RS = 1 kΩ
RE = 10 kΩ
βDC = 100
VCC = VEE = 20 V
Hitunglah arus emitor searah pada masing-masing transistor
Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus berikut, maka arus mengalir melalui masing-masing transistor adalah sebesar :
Apabila kita gunakan rumus penguat diferensial sama dengan dengan dua buah transistor emitor bias (transistor terbuat dari silikon), maka arus emitor yang mengalir melalui transistor adalah sebesar:
Jadi, jelas bahwa arus emitor yang mengalir melalui masing-masing transistor mendekati 1 mA. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalah perhitungan nantinya cukup digunakan kelima saja.
Contoh 2
Diketahui seperti gambar dibawah ini dimana :RC = 10 kΩ
RS = 1 kΩ
VCC = VEE = 20 V
dan arus yang melalui tahana emitor sebesar 2 mA
Hitunglah tegangan terhadap ground untuk DC dan tegangan output antara kedua kolektor transistor.
Penyelesaian :
Seperti pada gambar diatas, masing-masing transistor mempunyai tegangan kolektor ke ground sebesar :
VC = VCC - IC . RC
= 20 V - (0,001 A X 1000Ω)
= 20 V - 10 V
= 10 V
Karena tegangan kolektor masing-masing transistor terhadap ground sam besarnya, maka tegangan output antara kedua kolektor adalah:
Vout = VC - VC
= 10 V - 10 V
= 0 V
Seperti pada gambar diatas, masing-masing transistor mempunyai tegangan kolektor ke ground sebesar :
VC = VCC - IC . RC
= 20 V - (0,001 A X 1000Ω)
= 20 V - 10 V
= 10 V
Karena tegangan kolektor masing-masing transistor terhadap ground sam besarnya, maka tegangan output antara kedua kolektor adalah:
Vout = VC - VC
= 10 V - 10 V
= 0 V
Post a Comment for "Penguat Diferensial - Pengertian, Prinsip Kerja dan Contoh Soal Penguat Diferensial"
Ada Materi Yang Kurang atau Kurang Lengkap ?, Silahkan Beri Komentar